Jika ada yang bertanya siapakah orang hebat itu ? siapakah yang mencetak orang-orang hebat? siapakah yang menganggap orang-orang yang bergelimang harta atau materi serta kedudukan yang tinggi itu adalah orang yang hebat ?.
Persepsi kita seakan mengatakan orang yang hebat adalah orang yang memiliki kekuatan tubuh yang besar dan tak terkalahkan diajang pertarungan atau mungkin orang yang selalu disorot berbagai macam media karena popularitasnya.
Lantas, siapakah orang yang sejatinya benar-benar layak disebut hebat? yang kehebatannya itu harus dijadikan tauladan bagi yang lainnya itu atau ditularkan kepada sesama tentu untu menjadi orang yang hebat pula.
Sebuah kata yang tidak asing di telinga kita namun terasa aneh bila dijadikan sebuah panutan, sebuah perbuatan yang dipandang kecil namun nyatanya bernilai besar, sebuah kegiatan yang melelahkan namun pada hakikatnya mencetak orang-orang yang berjiwa besar. Satu hal yang perlu dipahami dan diresapi bahwa kesuksesan datang tidak lain dan tidak bukan karena perbuatan orang hebat tersebut. Ketahuilah orang hebat itu biasa kita sebut sebagai GURU (Pengajar).
Perkembangan IPTEK dan berbagai macam kemajuan segala bidang seolah melupakan kita akan sejarah dan kejadian yang dialami oleh Rasulallah SAW. Sebuah hadist mengatakan :
خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم ذات يوم فرأى مجلسين أحدهما يدعون الله عزّ و جلّ و يرغبون إليه, و الثانى يعلمون الناس. فقال : أما هؤلاء فيسألون الله تعالى فإن شاء فـعطاهم و إن شاء منعهم, وأما هؤلاء فيعلمون الناس, إنما بعثت معلما. ( الحديث : ابن ماجه من حديث عبدالله ابن عمرو بسند ضعيف ).
Tentang hadist diatas bahwa Rasululla SAW. pun diutus sebagai muallim atau pengajar atau kita sebut guru. Akan pentingnya peran guru terhadap sosok orang-orang sukses yang menghasilkan pribadi seperti Ibn Mas’ud R.A, Abbas ibn Abdul Muthollib, Zaid ibn Tsabit dan para Ashhab lainnya bahkan sampai saat ini kita mendapatkan sanad keilmuan dari mereka hingga bersambung sampai Rasulullah SAW.
Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِباَدِ، وَلَكِنْ بِقَبْضِ الْعُلَماَءِ. حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عاَلِماً اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْساً جُهَّالاً فَسُأِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا. (متفق عليه من حديث عبد الله ابن عمرو ).
Adapun jika kita menggap kegiatan mengajar yang dilakukan ole guru itu merupakan kegiatan yang membosankan atau bahkan diremehkan, ketahuilah pemimpin-pemimpin besar lahir dari pena mereka karena jasanya yang begitu besar. Jika hal itu terjadi maka hadist diatas seakan mengancam kita untuk bertindak hati-hati terhadap guru yang mengakibatkan kerusakan umat .
Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan kesehatan dan perlindungan kepada guru-guru kita khususnya, umumnya untuk kita semua Amin Ya rabbal ‘alamin...