Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai urgensi yang sangat besar terhadap
perkembangan pemuda, tindakan dan karakter yang timbul dalam dirinya senantiasa
terpengaruhi oleh keadaan lingkungannya, sebab
lingkunganlah merupakan salah satu
faktor yang berperan sangat penting akan
perkembangan jiwa para pemuda, hasrat pemuda untuk menciptakan ide dan kreativitasnya
tergantung kondisi lingkunganlah yang dapat merubah hal itu, jika lingkungannya
baik maka pemudanya pun akan baik, jika lingkungannya buruk maka hancurlah masa
depan pemuda dengan sendirinya.
Keresahan yang dialami oleh pemuda zaman sekarang ini
akan menimbulkan efek negatif yang akan meracuni kehidupannya. Ketidakserasian
pemuda dengan apa yang di inginkan oleh masyarakat sering terjadi perpecahan
dan konflik yang akan menggemparkan ke masyarakat luas, dengan kata lain
pemikiran pemuda yang menginginkan kemajuan dalam hal apapun semestinya
dipelihara dengan baik melalui pendidikan yang tarbawi dan islami guna menjadi
wadah untuk penyaluran keinginan dan cita-citanya ke jalur yang benar. Saat ini
mayoritas pemuda selalu melakukan pekerjaan yang ada dihadapannya tanpa
memikirkan resiko yang ia terima, padahal dibalik perbuatannya akan menimbulkan
hasil yang kurang baik yang semestinya tidak dirasakan oleh banyak orang, namun
sebaliknya minoritas sekali pemuda yang selalu melakukan suatu perbuatan yang
tulus dalam dirinya serta niat yang kokoh untuk mencapai sebuah perdamaian dan
perkembangan untuk kepentingan umat.
Dalam keadaan apapun, kesetiaan dan kepekaan pemuda akan
menjadi senjata untuk melindungi masyarakat dari marabahaya yang menimpanya,
karena pemuda mempunya jiwa yang tangguh serta pemikirannya yang dapat merubah
situasi menjadi baik. Sangat disayangkan apabila pemuda kurang bersemangat
untuk mengeluarkan kreativitas dan keahliannya dalam bidang apapun, itu karena
minimnya pengawasan dari berbagai pihak yang bertanggung jawab.
Disatu pihak remaja berusaha
berlomba-lomba dan bersaing dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja
berusaha menghancurkan nilai-nilai moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat
memprihatinkan bagi kita semua. Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan
masalah kenakalan remaja, tetapu lama-kelamaan menuju suatu tindakan
kriminalitas yang sangat meresahkan.
Pada umunya kenakalan remaja ini
dilakukan oleh anak yang berumur antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa
dimana sedang beralihnya masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Pada masa ini
jiwa mereka masih labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka
berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam
mencari jati diri mereka sebenarnya.
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18
tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang
12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat
bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas
atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia
yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity
diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved[1]. Karakteristik
remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering
menimbulkan masalah pada diri remaja.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat
terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam
aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja
mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi
mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa
permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa
permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan
dikendalikan sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang
lebih besar yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan
masa depan bangsa.
Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode
hidup manusia punya masalahnya sendiri-sendiri, termasuk periode remaja. Remaja
seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi,
yaitu : pertama; ketika masih anak2, seluruh masalah mereka selalu
diatasi oleh orang-orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai
pengalaman dalam menghadapi masalah. Kedua; karena remaja merasa dirinya telah
mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dari orang dewasa.
Rujukan yang akan menjadi keberhasilan muda adalah
bercermin dari karakteristik orang-orang terdahulu yang selalu membuahkan
kesuksesan dalam menjalani kehidupannya, dengan adanya target serta prinsip
yang ditanam dalam hati maka akan menimbulkan sebuah ambisi yang besar untuk
mewujudkan keberhasilannya, lantas apa yang menyebabkan para pemuda gagal
mewujudkan harapannya ?. Ada 2 hal untuk menjawab pertanyaan tersebut :
1) Tidak yakin akan potensi dirinya.
Sebuah potensi yang dimiliki seseorang layaknya dibina
dengan cara yang intensif agar dapat membantunya dalam mewujudkan impian dan
harapannya.
2) Kurangnya usaha dan berdoa
Hal ini merupakan
sangat penting bagi siapapun yang menginginkan kesuksesan bagi dirinya sendiri
maupun khalayak karena usaha dan doa adalah ciri dari seseorang yang benar
berniat untuk menggapai sebuah kesuksesan yang telah dirancang dari jauh-jauh
hari
Seorang pemuda memiliki jiwa pemimpin yang sangat
mendalam yang dilahirkan untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. Pemimpin
yang sebenarnya adalah pemimpin yang lahir dari masyarkatnya. Ia adalah orang
prihatin atas situasi dan kondisi yang melanda masyarakatnya, lantas ia
memberikan kepedulian dengan memberikan advokasi dan pembelaan. Ia adalah orang
yang mencintai masyarakat dan berat hati mereka dalam kesulitan. Ia adalah
orang yang dengan cintanya selalu berusaha mencari solusi atas problematik yang
ia hdapi. Demikian itulah yang dirasakan oleh baginda Rasulullah SAW.,
sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT. dalam Al-quran :
لَقَدْ جَاءَ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزُ عَلَيْهِ مَا عَنِتْتُمْ حَرِيْصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ
{ التوبة:١٢٨}
Artinya : Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang
rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan ( keimanan dan keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin. ( At-Taubah: 128 )
Oleh karena itu, kepedulian
terhadap problem umat atau masyarakat merupakan satu indikasi yang harus
terpenuhi pada para pemimpin. Bila ia tidak peduli dengan problem umat,
bagaimana ia akan memimpin kaum yang ia sendiri bukan bagian dari mereka ?.
Tentang kepeduliaan ini Rasulullah SAW. bersabda, “ Barang siapa tidak peduli
dengan urusa kaum muslimin maka ia bukan bagian dari mereka. (H
R. Thabrani).”
Macam apa, dan seberat apapun
problem yang dihadapi oleh suatu masyarakat, akan menentukan sekaliber apakah
pemimpin yang lahir untuk menyelesaikan problem itu. Oleh karena itulah,
masing-masing nabi yang diutus Allah SWT. membawa mukjizat dan syariat
tersendiri sesuai dengan tuntutan dan realitas zamannya. Untuk menghadapi Jalut
dan bala tentaranya, Allah SWT. mengirim Thalut dan Daud a.s. Untuk menghadapi
diktatorisme. Fir'aun yang kekuasaannya telah mengakar dan menggurita, Allah
SWT. mengutus Musa dan Harun, untuk mereformasi sistem jahiliyah di seluruh
dunia hingga hari kiamat, diutuslah sayyidul anbiya wal mursalin, Muhammad SAW.
dan begitulah seterusnya. Unutk mereformasi kerusakan yang sistemik seperti
yang tengah melanda Indonesia, perlu pemuda dan pemimpin yang kualified dengan
kepemimpinannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar